Boalemo, 10 April 2024 - Tradisi Ngeliwet kembali digelar di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Boalemo dalam rangka memeriahkan Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah, Rabu (10/4/2024).
Ngeliwet merupakan tradisi memasak dan makan bersama yang dilakukan secara lesehan. Tradisi ini merupakan salah satu budaya Sunda yang sudah lama ada dan masih dilestarikan hingga saat ini.
Di Lapas Boalemo, tradisi Ngeliwet menjadi salah satu tradisi wajib yang selalu digelar setiap Hari Raya Idul Fitri. Tradisi ini bertujuan untuk mempererat ukhuwah dan silaturahmi antara para warga binaan (WBP) dan petugas Lapas.
"Tradisi Ngeliwet ini merupakan salah satu tradisi yang kami selalu lakukan di Lapas Boalemo. Tujuannya untuk mempererat ukhuwah dan silaturahmi antara para WBP dan petugas Lapas," kata Kepala Lapas Kelas IIB Boalemo, Iwan Gunawan Wahyudi.
Dalam tradisi Ngeliwet, para WBP dan petugas Lapas bersama-sama memasak nasi liwet dan berbagai lauk pauk lainnya. Setelah matang, nasi liwet dan lauk pauk tersebut dimakan bersama-sama secara lesehan.
Tradisi Ngeliwet ini disambut dengan antusias oleh para WBP. Mereka terlihat senang dan bahagia bisa berkumpul bersama dan menikmati hidangan bersama-sama.
"Saya senang sekali dengan tradisi Ngeliwet ini. Ini menjadi momen yang sangat berharga bagi saya untuk bisa berkumpul bersama dengan teman-teman dan petugas Lapas," ungkap salah seorang WBP.
Tradisi yang Menumbuhkan Kebersamaan
Tradisi Ngeliwet di Lapas Boalemo merupakan salah satu tradisi yang positif dan bermanfaat bagi para WBP. Tradisi ini dapat menumbuhkan rasa kebersamaan, kekeluargaan, dan toleransi antar sesama.
Selain itu, tradisi Ngeliwet juga dapat menjadi sarana bagi para WBP untuk belajar bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungan sosial.
Humas Lapas Boalemo
#kemenkumhamgorontalo
#pagarbutarbutar
#lapasboalemo
#iwangunawanwahyudi